Selasa, 22 Januari 2013

Arti Sebuah Persahabatan


Arti Sebuah Persahabatan
( karya : Voni Lariska S.)


Siang ini matahari seolah sedang tersenyum lembut bersama awan, sehingga panas yang dihasilkan tidak terlalu menyengat bila terkena kulit sehingga bias dipastikan cuaca saaat itu sedang sangat bersahabat.Cuaca yang bersahabat ini seolah menggambarkan persahabatan 6 orang anak manusia yang sudah mulai bersahabat sejak satu tahun belakangan, tepatnya saat mereka di pertemukan dalama cara ospek sekolah. Mereka adalah Nisa, Putri, Rahma, Sari, Riska, dan Nuri. Mereka semua bersekolah di salah satu sekolah swasta ternama yaitu SMP Pancasila.
Setiap hari mereka selalu bersama, saat di kelas, di kantin, dan dimana pun mereka selalu bersama. Hingga suatu keadaan membawa salah satu dari mereka yaitu Riska jatuh cinta dengan seorang laki-laki bernama Dava. Namun yang mengetahui hal ini hanyalah Nuri. Ya, Nuri memang sahabat yang paling dekat dengan Riska bahkan mereka berdua duduk sebangku saat dikelas.
Pada suatu hari pada saat istirahat di kelas mereka berenam seolah melakukan ritualnya yaitu salingberkumpul dan saling bercerita.
Eh aku lagi suka sama seseorang nih”ucap Nisa mengawali perbincangan mereka saat itu.
”Siapa Nis ?  Kok baru cerita sih ?”putrid seolah menjawab celotehan riang Nisa
”Iya nih si Nisa kenapa baru cerita sekarang ? Pasti udah lama ya sukanya ?” Rahma seolah ikut penasaran dengan Nisa
”Haha sabar sabar nih aku mau cerita” Sahut Nisa
”Yaudah ayo cepet cerita kamu suka sama siapa Nis” Sari juga seolah sudah sangat penasaran dengan cerita Nisa
Tau nih lama banget si Nisa kasih taunya, cepetan dong !”Nuri pun bersuara juga akhirnya
Iya iya sabar dong kalian nafsu banget pengen dengerin sih hahaha. Emm aku suka sama Dava nih sekarang.”Akhirnya Nisa mengaku dengan sahabat-sahabatnya
            Seolah petir yang tiba – tiba menyambar, seketika itu pun Nuri langsung menoleh kepada Riska, karena Nuri mengetahui bahwa saat ini Riska sedang dekat dengan Dava laki – laki yang juga disukai oleh Nisa.
”Wah beneran nih Nis ? Sejak kapan kamu suka sama dia ?”
Baru-baru aja sih aku suka sama dia Put, soalnya dia keliatan cool banget pas main futsal
Oh jadi kamu mulai suka pas waktu dia main futsal toh, kirain udah lama kamu suka sama dia.”
Eh Ris kok kamu diem aja sih ? Ada apa ?” Tanya Rahma seolah bias melihat bahwa sahabatnya itu sedaritadi hanya diam tanpa sedikitpun menanggapi celotehan riang salah seorang sahabatnya yang sadang jatuh cinta.
Emm enggak kok enggak ada apa-apa, oh iya Nur anterin aku ke kamar mandi yuk kebelet nih.”
            Riska yang belum mampum menguasai keadaan hatinya langsung pergi dengan alasan ke kamar mandi, sedangkan Rahma, Putri, Sari dan Nisa tetap melanjutkan perbincangan mereka tanpa merasa sedikit pun rasa curiga kepada Riska. Selama berjalan menuju kamar mandi raut muka Riska terlihat sangat kesal sekali, Nuri mendiamkan saja sahabatnaya berlaku seperti itu karena sudah mengetahui mengapa Riska dengan sangat mendadak mengajaknya ke kamar mandi. Ya, Riska marah kepada Nisa ketika ia mengetahui bahwa Nisa menyukai Dava lelaki yang sedang dekat dengannya. Sesampainya di kamar mandi Riska pun langsung mengatakan seperti apa yang Nuri bayangkan tadi.

”Nur aku kesel sama si Nisa, kenapa sih dia harus suka sama Dava dia kan lagi deket sama aku.”
Udah kamu jangan kesel dulu, kan yang suka itu Nisa bukan Davanya. Sekarang saja Dava sedang dekat dengan kamu, pasti Dava memilih kamu kok Ris.”
”Iya juga sih, tapi aku takut nanti Nisa deketin Dava terus Dava lebih milih ke Nisa daripada aku.”
”Udah tenang aja kamu, kamu lebih sering ketemu sama Dava sedangkan Nisa kan enggak, jadi pasti Dava lebih milih kamu kok. Yaudah sekarang mending kita ke kelas udah mau masuk nih.”
Yaudah deh yuk kita ke kelas aja, tapi aku jadi males liat muka si Nisa.”
”Ya ga usah diliat lah Ris, gitu aja ribet kamu.”
”Emm oke deh, yaudah deh yuk ke kelas.”
            Setelah Riska puas mengeluarkan kekesalannya kepada Nuri di dalam kamar mandi mereka berdua segera masuk ke dalam kelas.Selama proses pembelajaran Riska tak sedikitpun menoleh kepada Nisa. Riska fokus kepada guru yang sedang menerangkan pelajaran fisika saat itu
            Tanpa terasa bel pulang pun berbunyi yang menandakan bahwa proses pembelajaran di sekolah sudah selesai. Semua siswa-siswi SMP Pancasila pun pulang menuju rumahnya masing-masing. Biasanya kalau pulang seperti ini Nuri, Riska, Putri, Sari dan Nisa pasti pulang bersama-sama, sedangkan Rahma tidak karena rumah Rahma berbeda arah dengan mereka berlima. Tetapi pada kali ini Riska dan Nuri memutuskan untuk tidak pulang bersama Putri, Sari dan Nisa karena Riska masih kesal dengan Nisa.
            Keesokan harinya Riska tetap tidak mau berbicara dan melihat wajah Nisa. Nisa masih belum menyadari hal tersebut pada saat pagi hari. Bel masuk pelajaran pertama pun berdering semuanya fokus pada saat pembelajaran karena meraka sudah berada di kelas akhir pada masa SMP itu.
            Ketika bel istirahat pertama sudah berbunyi dengan indah, seluruh siswa merasa sangat senang karena itu artinya mereka sudah dapat pergi ke kantin untuk member makan cacing – cacing di perut mereka yang sudah melakukan demo pada saat pelajaran tadi. Riska dan Nuri pun langsung menuju kantin karena Nuri sudah tidak kuat untuk menahan laparnya. Nisa pun secara perlahan mulai sadar ternyata saat ini Nuri dan Riska menjauhi dia. Sejak pagi Nuri dan Riska tidak sama sekali menyapa atau mengajaknya berbicara.
            Jam istirahat sudah berakhir dan jam pelajaran segera akan dimulai. Namun, bahagianya kelas 6 sahabat ini karena pada sat itu sang guru sedangberhalangan hadir, sehingga beliau hanya memberikan tugas dan membuat kelas saat itu masuk ke katagori jam kosong. Seperti kebanyakan siswa-siswi yang lain ketika kelas dalam keadaan jam kosong pasti mereka akan membuat kegaduhan. Tapi tanpa seorang pun menyadari ternyata semesta sedang merencanakan hal lain, semesta seolah sudah membuat skenario, karena dari seluruh kelas yang ada hanya kelas Riska dan Dava yang kebetulan sekali mendapatkan jam kosong, hal ini tentu bias membuat  Dava dan Riska bias berbalas pesan singkat melalui handphone. Riska yang sedang asik sendiri dengan handphone miliknya, terkadang tersenyum-senyum kecil ketika membaca pesan dari Dava, hingga akhirnya Dava menyatakan cintanya kepada Riska. Riska yang sudah sangat lama menantikan hal ini, Riska sangat terkejut dan langsung memanggil Nuri.
Nuri sini deh aku mau ngomong.”
”Iya ada apa Ris ?”
”Dava nyatain cinta ke aku, waahhhh senangnya aku harus jawab apa ?” Riska berbicara sangat berbisak-bisik kepada Nuri
”Apa dia udah nyatain ? Kapan ?” setengah berteriak Nuri menjawab perkataan Riska
            Tanpa dikomando Nisa, Sari, Putri dan Rahma pun langsung melihat ke arah Nuri dan Riska dan menuju kepada mereka berdua.
“wahh Ris kamu ditembak sama siapa ?” Putri antusias
”Iya kamu ditembak sama siapa ? Kok ga cerita sama kita ?” Rahma pun menambahkan dengan lebih antusias
Emm itu sama.....sa-sa-saamaaa itu Putri, Rahma
”Iya sama siapa sih Riska? kok kamu ga cerita ke kita kalo lagi deket sama orang ?” Sari menambahkan
”Itu loh Sarsi Riska ditembak sama si Dava anak kelas 92 itu.”
”Wahh berita bahagia dong, udah diterima aja Ris.”
”Jadi kamu udah lama deket sama Dava ya ?”
Nisa akhirnya membuka suaranya
Emm itu anu Nis....”
”Yaudah terima aja Ris kalo kamu suka, aku kan cuma sekedar suka aja sama dia dan dia ga tau kalo aku suka sama dia. Dari kemarin kamu jauhin aku karena hal ini ?”
”Iya Nis, Riska kemarin marah sama kamu sampai hari ini juga masih marah karena kamu suka sama Dava yang sekarang udah nembak dia. Oh iya Ris itu dibales dulu sms dari si Dava kasihan dia nunggu kelamaan.”Nuri yang akhirnya menjawab pertanyaan dari Nisa
            Riska  membalas pesan singkat yang diberikan oleh Dava dengan jawaban bahwa dia mau menjadi pacar Dava. Di lain pihak, Nisa sebenarnya merasa sangat sakit hati karena lelaki yang disukainya harus dimiliki olehs ahabatnya sendiri, kalau boleh dia menangis saat itu juga ia ingin menangis. Betapa sakitnya bahwa orang yang kita sukai harus bersama sahabat kita sendiri, namun Nisa sadar sabahat itu lebih berarti dari apa pun, bahkan seribu bintang dilangit takkan bias menggantikan sosok seorang sahabat, dia sangat sadars ahabat yang baik harus bias menempatkan posisinya, dia harus ikhlas melepaskan Dava untuk Riska karena Dava lebih memilih Riska.
Nisa akhirnya tersenyum dengat sangat tulus dan dia mengatakan bahwa dia sangat senang dan ikhlas Dava menjadi milik Riska, karena memang itu lah sepantasnya. Riska yang  mendengar perkataan Nisa tersebut terasa tertohok tepat di dadanya dia merasa sangat bersalah kepada Nisa karena dia sempat menjauhi Nisa, padahal saat itu Riska belum ada hubungan apa pun dengan Dava, sedangkan saat ini Nisa yang mengetahui Dava menyatakan cinta kepadanya di depan mata kepala Nisa, dia masih bias tersenyum tulus dan berkata dia ikhlas Dava menja dimiliknya. Ya, seharusnya Riska menyadari bahwa sahabat yang sesungguhnya adalah sabahat yang akan terus menemani sahabatnya untuk menari di bawah hujan walaupun dalam keadaan sakit, sama halnya dengan Nisa yang tersenyum ikhlas untuknya karena telah memiliki Dava walau pun didalam hatinya sedang hancur.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar