Sudah sekitar empat bulan aku berada di sebuah kota yang
indah. Sebuah kota yang berada pada salah satu propinsi yang ada di negara
Indonesia. Ya, aku kini berada di kota Yogyakarta. Sebuah kota yang sangat
berbeda dibanding kota lainnya. Kota yang memiliki banyak melahirkan musisi
yang kreatif, penulis yang baik, serta merupakan kota terindah yang pernah aku
jumpai.
Disini, di kota ini aku memutuskan untuk melanjutkan study-ku.
Aku memilih menjadi salah satu mahasiswa di salah satu perguruan tinggi negeri
di Yogyakarta. Aku memilih perguruan tinggi ini karena perguruan tinggi
tersebut merupakan salah satu perguruan tinggi yang aku impikan sejak SMA. Dulu
aku memang memiliki cita - cita setinggi langit untuk menjadi salah satu
mahasiswa di perguruan tinggi ini. Aku dapat menyebutnya cita - cita setinggi
langit, karena aku sadar bahwa kemampuan otakku tidak sanggup untuk menjadi
mahasiswa universitas tersebut. Namun, Tuhan berkehendak lain. Tuhan
mengabulkan salah satu keinginanku untuk menjadi salah satu mahasiswa di salah
satu perguruan tinggi negeri di Yogyakarta tersebut.
Selama hidup disini, aku mengalami banyak pengalaman baru.
Pengalaman yang belum pernah aku rasakan di kota kelahiranku, yaitu Bogor.
Disini aku mendapatkan teman baru, mengunjungi tempat yang belum pernah aku
kunjungi, dan masih banyak lagi. Selain itu juga aku menemui banyak orang -
orang baru.
Sebelumnya, dari kota yang indah ini aku pernah merasakan cinta
yang tumbuh dari perjalanan ke kota ini. Kota yang aku singgahi kini identik
dengan kota romantis dan kota kenangan yang sangat istimewa. Selama di kota
yang kini akan aku singgahi beberapa tahun kedepan aku sering menemukan sosok
yang istimewa. Sosok yang menurutku yang sangat gagah, dewasa, pandai, soleh,
dan berwibawa. Sosok yang seperti itu lah yang sangat aku butuhkan saat ini.
Namun, pada faktanya lelaku yang mendekatiku tidak ada yang persis seperti apa
yang aku inginkan. Ya memang tidak ada orang yang akan memiliki sifat, wajah,
kebiasaan, dan sempurna. Mungkin itulah sebab hingga kini aku lebih memilih
untuk menyendiri.
Selama aku berada di kota ini, sudah banyak yang mendekatiku.
Namun apa daya, sosok yang aku inginkan tidak ada pada mereka semua. Mungkin
aku memang bodoh, melepaskan semuanya. Karena kata sahabatku sendiri mereka itu
laki - laki yang baik. Ya aku akui mereka yang mendekatiku semuanya memiliki
sifat yang baik. Namun sifat yang baik tersebut belum sanggup menarik
perhatianku, selain hal itu pula aku tidak bisa merasa nyaman. Karena hal yang
terpenting bagiku adalah dapat membuatku merasa nyaman.
Ada sosok seorang lelaki yang dapat membuatku nyaman
dengannya. Sosok lelaki tersebut memiliki paras wajah yang nikmat untuk
dipandang, soleh, dan yang paling utama dia tidak merokok. Mengapa tidak
merokok hal yang paling utama ? Karena aku tidak menyukai lelaki yang merokok
kecuali bapakku sendiri. Ya, memang bapakku seorang perokok, namun aku tetap
menyayanginya. Aku tetap menyayangi bapakku karena beliau telah banyak berjasa
dalam hidupku tanpa meminta sedikit pun balas budi kepadaku. Aku membenci semua
perokok kecuali bapakku. Aku membenci mereka karena aku tidak menyukai asap
rokok. Anak yang masih meminta uang kepada orang tua mereka tapi oleh mereka
digunakan untuk membeli rokok yang menurutku tidak memiliki manfaat yang baik
untuk dirinya sendiri itu adalah kelakuan anak yang tidak tahu diri. Kembali
pada sosok yang membuatku nyaman. Sosok tersebut merupakan sosok yang berbeda
menurutku. Namun aku tetap berpegang teguh pada keinginanku untuk menyendiri,
dan pada akhirnya aku dan sosok tersebut memutuskan untuk bersahabat.
Aku merupakan wanita yang kurang peka terhadap situasi yang
ada. Sahabatku yang berada di Bogor pun berkata seperti itu kepadaku. Aku
memang tidak bisa membaca kode - kode yang disampaikan kepadaku. Karena aku
lebih menyukai hal yang dibicarakan secara langsung dibandingkan dengan harus
memberi kode. Ini dunia nyata, bukan seperti film action dan detektif yang
harus menggunakan kode - kode. Kini aku masih betah dengan kesendirian yang aku
jalani. Entah sampai kapan aku memilih untuk sendiri dan akhirnya membutuhkan
sosok lelaki untuk mendampingiku. Entah sampai kapan pula aku menjadi wanita
tidak peka. Dan aku berharap aku akan menemukan sosok yang aku impikan di kota
cinta yang sangat istimewa ini <3.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar