Arti Sebuah Persahabatan
( karya : Voni Lariska S.)
Siang ini matahari seolah sedang tersenyum lembut bersama awan, sehingga panas yang dihasilkan tidak terlalu menyengat bila terkena kulit sehingga bias dipastikan cuaca saaat itu sedang sangat bersahabat.Cuaca yang bersahabat ini seolah menggambarkan persahabatan 6 orang anak manusia yang sudah mulai bersahabat sejak satu tahun belakangan, tepatnya saat mereka
di pertemukan dalama cara ospek sekolah. Mereka adalah Nisa, Putri, Rahma, Sari, Riska, dan Nuri. Mereka semua
bersekolah di salah satu sekolah swasta ternama yaitu SMP Pancasila.
Setiap hari mereka selalu bersama, saat di kelas, di kantin, dan dimana pun
mereka selalu bersama. Hingga suatu keadaan membawa salah satu dari mereka yaitu Riska jatuh cinta dengan seorang laki-laki bernama Dava. Namun yang mengetahui hal ini hanyalah Nuri. Ya, Nuri memang sahabat yang paling dekat dengan Riska
bahkan mereka berdua duduk sebangku saat dikelas.
Pada suatu hari pada saat istirahat di kelas mereka berenam seolah melakukan ritualnya yaitu salingberkumpul dan saling bercerita.
“Eh
aku lagi suka sama seseorang nih”ucap Nisa mengawali perbincangan mereka saat itu.
”Siapa Nis ? Kok baru cerita sih ?”putrid seolah menjawab celotehan riang Nisa
”Iya nih si Nisa
kenapa baru cerita sekarang ? Pasti udah lama ya sukanya ?” Rahma seolah ikut penasaran dengan Nisa
”Haha sabar sabar nih aku mau cerita” Sahut Nisa
”Yaudah ayo cepet
cerita kamu suka sama siapa Nis” Sari juga seolah sudah sangat penasaran dengan cerita Nisa
“Tau nih lama banget si Nisa kasih taunya, cepetan dong !”Nuri
pun bersuara juga akhirnya
“Iya
iya sabar dong kalian nafsu banget pengen dengerin sih hahaha. Emm aku suka
sama Dava nih sekarang.”Akhirnya Nisa mengaku dengan sahabat-sahabatnya
Seolah petir yang tiba – tiba menyambar, seketika itu pun Nuri langsung menoleh kepada Riska, karena Nuri mengetahui bahwa
saat ini Riska sedang dekat dengan Dava laki – laki yang juga disukai oleh Nisa.
”Wah beneran nih
Nis ? Sejak kapan kamu suka sama dia ?”
Baru-baru aja sih
aku suka sama dia Put, soalnya dia keliatan cool banget pas main futsal”
“Oh
jadi kamu mulai suka pas waktu dia main futsal toh, kirain udah lama kamu suka
sama dia.”
“Eh
Ris kok kamu diem aja sih ? Ada apa ?” Tanya Rahma seolah bias melihat bahwa sahabatnya itu sedaritadi hanya diam tanpa sedikitpun menanggapi celotehan riang salah seorang sahabatnya yang sadang jatuh cinta.
“Emm
enggak kok enggak ada apa-apa, oh iya Nur anterin aku ke kamar mandi yuk
kebelet nih.”
Riska yang belum mampum menguasai keadaan hatinya langsung pergi dengan alasan ke kamar mandi, sedangkan Rahma, Putri, Sari dan Nisa tetap melanjutkan
perbincangan mereka tanpa merasa sedikit pun
rasa curiga kepada Riska. Selama berjalan menuju kamar mandi raut muka Riska
terlihat sangat kesal sekali, Nuri mendiamkan saja sahabatnaya berlaku seperti itu karena sudah mengetahui mengapa Riska dengan sangat mendadak mengajaknya ke kamar mandi. Ya, Riska marah kepada
Nisa ketika ia mengetahui bahwa Nisa menyukai Dava lelaki yang sedang dekat
dengannya. Sesampainya di kamar mandi Riska pun langsung mengatakan seperti apa
yang Nuri bayangkan tadi.
”Nur aku kesel sama
si Nisa, kenapa sih dia harus suka sama Dava dia kan lagi deket sama aku.”
“Udah
kamu jangan kesel dulu, kan yang suka itu Nisa bukan Davanya. Sekarang saja
Dava sedang dekat dengan kamu, pasti Dava memilih kamu kok Ris.”
”Iya juga sih, tapi
aku takut nanti Nisa deketin Dava terus Dava lebih milih ke Nisa daripada aku.”
”Udah tenang aja
kamu, kamu lebih sering ketemu sama Dava sedangkan Nisa kan enggak, jadi
pasti Dava lebih milih kamu kok. Yaudah sekarang mending
kita ke kelas udah mau masuk nih.”
“Yaudah
deh yuk kita ke kelas aja, tapi aku jadi males liat muka si Nisa.”
”Ya ga usah diliat
lah Ris, gitu aja ribet kamu.”
”Emm oke deh, yaudah
deh yuk ke kelas.”
Setelah Riska puas mengeluarkan kekesalannya kepada Nuri di dalam kamar
mandi mereka berdua segera masuk ke dalam kelas.Selama proses pembelajaran
Riska tak sedikitpun menoleh kepada Nisa. Riska fokus kepada guru yang sedang
menerangkan pelajaran fisika saat itu
Tanpa terasa bel pulang pun berbunyi yang menandakan bahwa proses pembelajaran di sekolah sudah selesai. Semua siswa-siswi SMP Pancasila pun pulang
menuju rumahnya masing-masing. Biasanya kalau pulang seperti ini Nuri, Riska,
Putri, Sari dan Nisa pasti pulang bersama-sama, sedangkan Rahma tidak karena
rumah Rahma berbeda arah dengan mereka berlima. Tetapi pada kali ini Riska dan
Nuri memutuskan untuk tidak pulang bersama Putri, Sari dan Nisa karena Riska
masih kesal dengan Nisa.
Keesokan harinya Riska tetap tidak
mau berbicara dan melihat wajah Nisa. Nisa masih belum menyadari hal tersebut
pada saat pagi hari. Bel masuk pelajaran pertama pun berdering semuanya fokus
pada saat pembelajaran karena meraka sudah berada di kelas akhir pada masa SMP
itu.
Ketika bel istirahat pertama sudah berbunyi dengan indah, seluruh siswa merasa sangat senang karena itu artinya mereka sudah dapat pergi ke kantin untuk member makan cacing
– cacing di perut mereka yang sudah
melakukan demo pada saat pelajaran tadi. Riska dan Nuri pun langsung menuju
kantin karena Nuri sudah tidak kuat untuk menahan laparnya. Nisa pun secara
perlahan mulai sadar ternyata saat ini Nuri dan Riska menjauhi dia. Sejak pagi
Nuri dan Riska tidak sama sekali menyapa atau mengajaknya berbicara.
Jam istirahat sudah berakhir dan jam pelajaran segera akan dimulai. Namun, bahagianya kelas 6 sahabat ini karena pada sat itu sang guru sedangberhalangan hadir, sehingga beliau hanya memberikan tugas dan membuat kelas saat itu masuk ke katagori
jam kosong. Seperti kebanyakan
siswa-siswi yang lain ketika kelas dalam keadaan jam kosong pasti mereka akan membuat kegaduhan. Tapi tanpa seorang
pun menyadari ternyata semesta sedang merencanakan hal lain, semesta seolah sudah membuat skenario,
karena dari seluruh kelas yang ada hanya kelas Riska dan Dava yang kebetulan sekali mendapatkan
jam kosong, hal ini tentu bias membuat Dava dan Riska bias berbalas pesan singkat melalui handphone. Riska yang
sedang asik sendiri dengan handphone miliknya, terkadang tersenyum-senyum kecil ketika membaca pesan dari Dava,
hingga akhirnya Dava menyatakan cintanya kepada Riska. Riska yang
sudah sangat lama menantikan hal ini, Riska sangat terkejut dan langsung memanggil Nuri.
“Nuri
sini deh aku mau ngomong.”
”Iya ada apa Ris ?”
”Dava nyatain cinta ke aku, waahhhh senangnya aku harus jawab apa ?” Riska berbicara sangat berbisak-bisik kepada Nuri
”Apa dia udah
nyatain ? Kapan ?” setengah berteriak Nuri menjawab perkataan Riska
Tanpa dikomando Nisa, Sari, Putri dan Rahma pun langsung
melihat ke arah Nuri dan Riska dan menuju kepada mereka berdua.
“wahh Ris kamu ditembak sama siapa ?” Putri antusias
”Iya kamu ditembak
sama siapa ? Kok ga cerita sama kita ?” Rahma pun menambahkan dengan lebih
antusias
“Emm
itu sama.....sa-sa-saamaaa itu Putri, Rahma”
”Iya sama siapa sih
Riska? kok kamu ga cerita ke kita kalo lagi deket sama orang ?” Sari
menambahkan
”Itu loh Sarsi Riska ditembak sama si Dava anak kelas 92 itu.”
”Wahh berita
bahagia dong, udah diterima aja Ris.”
”Jadi kamu udah lama deket sama Dava ya ?”Nisa akhirnya membuka suaranya
“Emm
itu anu Nis....”
”Yaudah terima aja
Ris kalo kamu suka, aku kan cuma sekedar suka aja sama dia dan dia ga tau kalo aku
suka sama dia. Dari kemarin kamu jauhin aku karena hal
ini ?”
”Iya Nis, Riska
kemarin marah sama kamu sampai hari ini juga masih marah karena kamu suka sama
Dava yang sekarang udah nembak dia. Oh iya Ris itu dibales dulu sms dari si
Dava kasihan dia nunggu kelamaan.”Nuri yang akhirnya menjawab pertanyaan dari Nisa
Riska membalas pesan singkat yang diberikan oleh
Dava dengan jawaban bahwa dia mau menjadi pacar Dava. Di lain pihak,
Nisa sebenarnya merasa sangat sakit hati karena lelaki yang disukainya harus dimiliki olehs ahabatnya sendiri,
kalau boleh dia menangis saat itu juga ia ingin menangis.
Betapa sakitnya bahwa
orang yang kita sukai harus bersama sahabat kita sendiri, namun Nisa sadar sabahat itu lebih berarti dari apa pun, bahkan seribu bintang dilangit takkan bias menggantikan sosok seorang sahabat, dia sangat sadars ahabat yang baik harus bias menempatkan posisinya, dia harus ikhlas melepaskan Dava untuk Riska karena Dava lebih memilih Riska.
Nisa akhirnya tersenyum dengat sangat tulus dan dia mengatakan bahwa dia sangat senang dan ikhlas Dava menjadi milik Riska, karena memang itu lah sepantasnya. Riska yang mendengar perkataan Nisa tersebut terasa tertohok tepat di dadanya dia merasa sangat bersalah kepada Nisa karena dia sempat menjauhi Nisa, padahal saat itu Riska belum ada hubungan apa pun dengan Dava,
sedangkan saat ini Nisa
yang mengetahui Dava menyatakan cinta kepadanya di depan mata kepala Nisa, dia masih bias tersenyum tulus dan berkata dia ikhlas Dava menja dimiliknya.
Ya,
seharusnya Riska menyadari bahwa sahabat
yang sesungguhnya adalah sabahat yang akan terus menemani sahabatnya untuk menari di bawah hujan walaupun dalam keadaan sakit, sama halnya dengan Nisa yang tersenyum ikhlas untuknya karena telah memiliki Dava walau pun didalam hatinya sedang hancur.